Minggu, 08 Januari 2017

Prinsip-prinsip Pembelajaran



PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN


Di Susun Oleh: Nurhayati
Nim : 7772150078


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, bersifat relatif permanen dan prosesnya ditandai dengan adanya interaksi dengan lingkungan sekitar pembelajar baik lingkungan alam maupun sosial budayanya. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan belajar merupakan proses atau usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan spontanitas atau refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa, semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Bicara tentang pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran juga diperlukan oleh seorang pengajar, mengingat prinsip belajar adalah landasan berpikir dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
B.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian prinsip belajar?
2.      Bagaimana prinsip-prinsip belajar bagi siswa?
3.      Bagaimana prinsip-prinsip belajar bagi guru?

C.  Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Belajar dan Pembelajaran”
2.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Prinsip-prinsip Belajar
Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat (Dimyati dan Mudjiono.2006:41). Banyak tori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan, serta perbedaan indivual.
1.    Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner, 1984: 355). Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil (Gage dan Berliner, 1984: 372).
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi dapat bersifat internal maupun eksternal. B. F. Skinner dengan operant conditioning-nya. Motivasi dapat bersifat internal artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain, dari guru, orang tua, teman dan sebaginya.
2.    Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah. Menurut teori kognetif, belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jika mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.
Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum “law of Exercise” yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan.
3.    Keterlibatan Langsung/Pengalaman
Belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa yang tidak hanya mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
4.    Pengulangan
Pada teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme mengungkapkan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Pengulangan dalam belajar akan melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, hingga berfikir yang akan membuat daya-daya tersebut berkembang.
5.    Tantangan
Teori Medan (Field Teory) dari Kurt Lwein mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan tetapi selalu menghadapi hambatan yaitu mempelajari bahan pelajaran, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan tersebut telah diatasi artinya tujuan belajar telah tercapai maka ia akan memasuki dalam medan baru dan tujuan baru. 
6.    Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B. F. Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi adalah stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effect-nya Thorndike. Hasil, apalagi hasil yang baik akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar. Namun dorongan belajar itu menurut B. F. Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan yang positif maupun penguatan negatif dapat memperkuat belajar. Nilai yang baik merupakan operant conditionang atau penguatan positif, sebaliknya. Mendapat nilai jelek/buruk akan mendapatkan escape conditioning penguat negatif. Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan merupakan cara belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.
7.    Perbedaan Individual
Siswa yang merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. (Soeparlan, dkk.2014:10-16)

B.  Implikasi Prinsip-prinsip Belajar
1.    Perhatian dan Motivasi
a.       Implikasi Bagi Siswa
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah kearah tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk selalu mem-berikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus membangkitkan per-hatiannya kepada segala pesan yang dipelajarinya.
b.      Implikasi Bagi Guru
Merangsang atau menyiapkan baha asar yang menarik. Mengkondisikan proses belajar aktif. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dalam belajar (misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tertekan)

2.    Keaktifan
a.       Implikasi Bagi Siswa
Berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, karya tulis, membuat klipping dan perilaku lainnya.
b.      Implikasi Bagi Guru
Memberikan kesempatan melakukan pengamata, penyelidikkan atau inkuiri dan eksperimen. Serta memberikan tugas indivual dan kelompok melalui control guru.
3.    Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
a.       Implikasi Bagi Siswa
Dengan keterlibatan langsung ini secara logis akan menyebabkan siswa memperoleh pengalaman. Contohnya siswa melakukan reaksi kimia pada suatu zat.
b.      Implikasi Bagi Guru
c.       Menggunakan media secara langsung dan melibatkan siswa untuk melakukan berbagai percobaan atau eksperimen.
4.    Pengulangan
a.       Implikasi bagi siswa
Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu ma-cam permasalahan. Dan semoga siswa tidak merasa bosan dalam melakukan pengulangan
b.      Implikasi bagi guru
Merancang kegiatan pengulangan dan mengembangkan soal-soal latihan dan bervariasi.
5.    Tantangan
a.       Implikasi Bagi Siswa
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan yang dimiliki dan kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Siswa juga harus memiliki keingintahu-an yang besar terhadap segala permasa-lahan yang dihadapi.
b.      Implikasi Bagi Guru
Memberikan tugas-tugas pemecah masalah kepada siswa.



6.    Balikan atau Penguatan
a.       Implikasi Bagi Siswa
Segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, dan menerima ke-nyataan terhadap nilai yang dicapai.
b.      Implikasi Bagi Guru
Memberikan kepada siswa jawaban yang benar, serta mengoreksi sekaligus membahas pekerjaan siswa.
7.    Perbedaan Individual
a.       Implikasi Bagi Siswa
Menentukan tempat duduk di kelas, menyusun jadwal pelajaran.
b.      Implikasi Bagi Guru
Para siswa harus terus didorong dalam memahami potensi dirinya dan untuk selanjutnya mampu merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan.

C.  Prinsip Pembelajaran Kompetensi
Mengajar atau membelajarkan siswa bukan pekerjaan sampingan tetapi membutuhkan keahlian, kesungguhan, pengetahuan, keterampilan dan seni. Membelajar siswa bersifat unik sebab siswa itu individu manusia yang memiliki karakteristik yang kompleks. Setiap siswa memiliki potensi dan kecakapan berpikir dan keterampilan yang berbeda, semua itu membentuk kepribadian yang kahs dan unik, berbeda antara yang satu dengan lainnya. Seorang guru dihadapkan kepada situasi keragaman karakteristik siswa. Secara psikologis tidak ada individu yang sama, yang ada adalah aneka ragam individu. Oleh karena itu, mengajar merupakan ilmu dan seni sebab ilmu mengajar saja itu, tidak cukup diperlukan juga seni mengajar. Seni mengajar merupakan kreativitas guru menemukan pendekatan atau model mengajar yang memungkinkan setiap siswa mengembangkan potensi, kecakapam dan karakteristiknya secara optimal.
Prinsip pembelajaran merupakan hal-hal yang mendasari dan menjadi sebab-sebab terjadinya belajar. Dengan perkataan lain apabila suatu prinsip tidak nampak dalam kegiatan pembelajaran, maka proses belajar itu tidak akan terjadi secara efektif dan berhasil sesuai dengan harapan. Efektivitas belajar berkaitan dengan suasa belajar yang menyenangkan seperti ciptakan kondisi terbaik untuk belajar, bentuk presentasi yang melibatkan seluruh indra, berfikir kreatif dan kritis untuk membantu proses internalisasi dan beri rangsangan dalam mengakses materi pelajaran (gordon and vos, 2000). Ada beberapa prisnsip penting dalam pembelajaran kompetensi, antara lain:
1.    Proses pembelajaran kompetensi membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa. Tujuan pengaturan lingkungan dimaksudkan untuk menyediakan pengalaman belajar yang memberi latihan-latihan penggunaan fakta-fakta. . Struktur kognitif akan tumbuh dan berkembang manakala siswa memilki pengalaman belajar. Oleh karena itu dalam pembelajaran kompetensi menuntut aktivitas siswa secara penu untuk mencari dan menemukan sendiri.
2.    Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajar, ada tipe pengetahuan fisis, sosial dan logika (Bruce weil, 1980). Pengetahuan fisis  adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau kejadian seperti bentuk, besar, kecil, serta begaimana objek itu berinteraksi satu dengan yang lainnya. Pengetahuan fisis diperoleh melalui pengalaman indera secara langsung. Misalkan anak memegang logam yang bersifat keras dan memegang kain sutra yang bersifat halus. Pengetahuan sosial berhubungan dengan perilaku individu dalam mempengaruhi interaksi sosial, contohnya pengetahuan tentang aturan, hukum, moral, nilai, bahasa dan lain sebagainya .
3.    Pembelajaran dalam konteks kompetensi harus melibatkan peran lingkungan sosial. Anak akan lebih baik mempelajari pengetahuan logika dan sosial dari temannya sendiri. Melalui pergaulan dan hubungan sosial anak akan belajar lebih baik dibandingkan dengan belajar yang menjauhkan dari hubungan sosial. Oleh karena itu, melalui hubungan sosial itulah anak berinteraksi dan berkomunikasi, berbagi pengalaman memungkinkan mereka terus berkembang secara wajar.
4.    Pembelajaran melalui KBK diarahkan agar siswa mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah, melalui sejumlah kompetensi akademik, kompetensi okupasional, kompetensi kultural, dan kompetensi temporal. Itu sebabnya makna pembelajaran KBK  bukan hanya mendorong anak agar mampu menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana agar anak itu memiliki sejumlah kompetensi untuk mampu menghadapi rintangan yang muncul sesuai dengan perubahan pola kehidupan masyarakat (Sanjaya, 2005).
Adapun beberapa prinsip pembelajaran yang dikembangkan dalam mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam rangka menunjangn hasil belajar yang efektif dan efesien, menurut Puskur (Balibang Depdiknas, 2002) rambu-rambunya sebagai berikut.
1.      Kesempatan untuk belajar, kegiatan pembelajaran perlu menjamin pengalaman siswa untuk secara langsung mengamati dan mengalamiproses, produk, keterampilan dan nilai yang diharapkan.
2.      Pengetahuan awal siswa, kegiatan pembelajaran perlu mengaitkan pengalaman belajar yang dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa serta disesuaikan dengan keterampilan dan nilai yang dimiliki siswasambil memperluas dan menunjukkan keterbukaan cara pandang dancara tindak sehari-hari.
3.      Refleksi, kegiatan mengajar perlu menyediakan pengalaman belajar yang bermakna yang mampu mendorong tindakan dsn renungan (refleksi) pada setiap siswa.
4.      Memotivasi, kegiatan pembelajaran harus mampu menyediakan pengalaman belajar yang memberi motivasi dan kejelasan tujuan.
5.      Keragaman individu, kegiatan pembelajaran perlu menyediakan pengalaman pembelajaran yang mampu membedakan kemampuan individu yang satu dengan yang lain sehingga variasi metode mengajar mutlak diperlukan.
Kemandirian dan kerjasama, kegiatan pembelajaran perlu menyediakan pengalaman belajar yang mendorong siswa untuk  belajar mandiri maupun melakukan kerjasama.
1.      Suasana yang mendukung, sekolah dan kelas perlu diatur lebih aman dan lebih kondusif untuk menciptakan situasi agar siswa belajar secara efektif.
2.      Belajar untuk kebersamaan, kegiatan pembelajaran menyediakan pengalaman belajar yang mendorong siswa untuk memiliki simpati, empati, dan roleransi bagi orang lain.
3.      Siswa sebagai pembangun gagasan, kegiatan pembelajaran menyediakan pengalaman belajar yang mengakomodasikan pandangan bahwa pembangunan gagasan adalah siswa, sedangkan guru hanya sebagai menyediakan kondisi supaya peristiwa belajar tetap berlangsung.
4.      Rasa ingin tahu, kreativitas dan ketuhanan, kegiatan pembelajaran menyediakan pengalaman belajar yang menumpuk rasa ingin tahu, mendorong kreativitas, dan selalu mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
5.      Menyenangkan, kegiatan pembelajaran perlu menyediakan pengalaman belajar yang menyenangkan siswa, seperti pembelajaran kuantum.
6.      Interaksi dan komunikasi, kegiatan pembelajaran perlumenyediakan pengalaman belajar yang meyakinkan siswa terlibat secara aktif baikmental, fisik maupun sosial.
7.      Belajar cara belajar, kegaiatan pembelajaran kompetensi memerlukanpengalaman belajar yang memuat keterampilan belajar, sehingga siswamenjadi terampil belajar bagaimana cara belajar.
Pembelajaran kompetensi dapat terlaksana secara optimal, dalam arti mencapai sasaran kompetensi standar dalam implementasi dan pengembangan jika memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran kompetensi menurut Sukmadinata (2004) harus memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:
1.    Agar setiap siswa dapat menguasai kompetensi standar perlu disediakan waktu yang cukup dengan program pembelajaran yang berkualitas.
2.    Setiap siswa memiliki kemampuan untuk menguasai kompetensi yang dituntut, tanpa memperhatikan latar belakang pengalaman pendidikan dan pengalaman mereka. Dengan                                  penyelenggaraan program pembelajaran yang baik dan waktu yang cukup maka setiap siswa dapat mencapai hasil yang ditargetkan.
3.    Perbedaan individual dalam penguasaan kompetensi diantara siswa, bukan saja disebabkan karena faktor-faktor diri siswa tetapi karena ada kelemahan dalam lingkungan pembelajaran.
4.    Setiap siswa mendapatkan peluang yang sama untuk memiliki kemampuan yang diharapakan, asal disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing. Setiap siswa dapat menguasai kompetensi yang diharapkan asalkan rancangan dan pelaksanaan program pembelajaran sedekat mungkin diarahkanpada pencapai sasaran pembelajaran.
5.    Apa yang paling berharga dalam pembelajaran adalah berharga dalam belajar. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan agarpara siswa terjadi belajar secara optimal. Jika ada siswa yang gagal dalam belajar disebabkan kesalahan rencana dan pelaksana pendidikan, perlu dicari penyebab dan terus disempurnakan.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Prinsip belajar adalah landasan berpikir dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.Prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan, serta perbedaan indivual.

B.  Saran
Sebagai seorang pemula, kemungkinan makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kami menerima kritik dan saran guna memperbaikinya. Karena saran dan kritik itu akan bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki atau memperdalam tentang ilmu ini.












DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono.2006.Belajar dan Pembelajaran Cet. III.Jakarta: Rineka Cipta Jakarta.
Kasyadi, Soeparlan dan dkk.2014.Strategi Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Pustaka Mandiri
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Budiningsih, Asri. 2012. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sagala Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. 2009. Bandung
Mudjiono dan Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. 2009. Jakarta.
Rohani Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. 2004. Jakarta.
Prof, Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D. Inovasi Pendidikan. Alfabeta. 2 012. Bandung.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar