Minggu, 08 Januari 2017

MODUL PEMBELAJARAN - KEGIATAN BELAJAR



KEGIATAN BELAJAR 1
1.    DEFINISI PECAHAN DAN BENTUK-BENTUK PECAHAN
Jam: 2 x 40 Menit

PENDAHULUAN
Bilangan pecahan dapat diartikan sebagai sebuah bilangan yang memiliki pembilang dan juga penyebut. Pada bentuk bilangan ini, pembilang dibaca terlebih dahulu baru disusul dengan penyebut. Ketika menyebutkan suatu bilangan pecahan, diantara pembilang dan penyebut harus disisipkan kata "per". Misalkan untuk bilangan 3/5 maka kita dapat menyebutnya dengan "tiga per lima" begitu juga dengan bilangan 1/4 kalian bisa membacanya "satu per empat" atau "seperempat".

A.              Tujuan
Siswa SDN Taman Kecamatan Kibin Kabupaten Serang kelas 6, semester 2 dapat memahami mengenai definisi bilangan pecahan dan bentuk-bentuknya.

B.              Isi Materi Pembelajaran

1.    Definisi Bilangan Pecahan
Secara singkat, bilangan pecahan dapat diartikan sebagai sebuah bilangan yang memiliki pembilang dan juga penyebut. Pada bentuk bilangan ini, pembilang dibaca terlebih dahulu baru disusul dengan penyebut. Ketika menyebutkan suatu bilangan pecahan, diantara pembilang dan penyebut harus disisipkan kata "per". Misalkan untuk bilangan 3/5 maka kita dapat menyebutnya dengan "tiga per lima" begitu juga dengan bilangan 1/4 kalian bisa membacanya "satu per empat" atau "seperempat".
Apabila ada bilangan pecahan yang memiliki nilai sama atau nilainya tetap ketika pembilang dan penyebutnya dikalikan/dibagi dengan sebuah bilangan (bukan nol) maka bilangan pecahan tersebut disebut dengan pecahan senilai. Konsep dari pecahan senilai adalah:

Untuk lebih memahaminya perhatikan contoh pecahan senilai berikut ini:



2.    Jenis-Jenis Bilangan Pecahan
a.      Pecahan Biasa
Pecahan biasa adalah pecahan yang hanya terdiri atas pembilang dan penyebut.
 Contoh:

b.      Pecahan Campuran

Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari atas pecahan bilangan bulat, pembilang, dan penyebut.
Contoh:


c.       Pecahan Desimal
Pecahan desimal adalah bilangan yang didapat dari hasil pembagian suatu bilangan dengan 10, 100, 1000 dst. Pecahan desimal biasanya ditandai dengan tanda koma (,).
Contoh:
1. 0,3 = lima persepuluh 
diperoleh dari 3 dibagi 10.
2. 0,50 = lima puluh perseratus 
diperoleh dari lima puluh dibagi seratus.

d.      Pecahan Persen
Pecahan persen adalah merupakan suatu bilangan yang dibagi seratus.
Contoh:
1. 20% dibaca 20 persen dan nilainya sama dengan 20 per 100 = 0,2
2. 45% dibaca 45 persen dan nilainya sama dengan 45 per 100 = 0,45
e.       Pecahan Permil
Pecahan permil merupakan suatu bilangan yang dibagi seribu.
Contoh:
1. 10‰ dibaca 10 permil dan nilainya sama dengan 10 per 1000 = 0,01
2. 70‰ dibaca 70 permil dan nilainya sama dengan 70 per 1000 = 0,07

f.       Pecahan Senilai
Pecahan dikatakan memiliki nilai yang sama jika pembanding dan penyebut dapat dikali maupun dibagi dengan angka yang sama.

Contoh:

C.              Tes Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1.      47,157 + 57,25 + 35,383 = ….?
2.      375,042 – 99,19 = ……?
3.      2/3 x 4/7 = ….?
4.      1 2/3 : 2 5/9 = ….?
5.      2 ¾ : 2 7/3 = ….?

D.              Daftar Pustaka

1.      Aprilio, M, F. Tanpa tahun. Pembelajaran Kooperatif, (Online), (www.muhfida. com/pembelajaran-cooperative-learning.html), diakses 2 November 2011.
2.      Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Surabaya University Press.
3.      Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
4.      Lie, Anita. 2002. Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

KEGIATAN BELAJAR 2
2.  MENYEDERHANAKAN DAN MENGURUTKAN BILANGAN PECAHAN
Jam: 2x40 Menit

PENDAHULUAN
Mengurutkan atau membandingkan pecahan antara yang besar dan yang kecil dapat diketahui dengan cara menyamakan dahulu penyebutnya. Penyebut dari pecahan yang berbeda kita samakan terlebih dahulu dengan menggunkan faktor persekutuan dari penyebut yang ada.Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b, dengan a dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0. Bilangan a disebut sebagai pembilang dan bilangan b disebut sebagai penyebut.

A.              Tujuan
Siswa SDN Taman Kecamatan Kibin Kabupaten Serang kelas 6, semester 2 dapat memahami mengenai penyederhanaan dan pengurutan bilangan pecahan.

B.                     Isi Materi Pembelajaran

1.    Menyederhanakan Bilangan Pecahan
Menyederhanakan pecahan dapat dilakukan dengan cara membagi antara pembilang dan penyebut dengan angka yang sama.

Contoh:




2.      Pecahan biasa menjadi pecahan campuran
 dengan c = hasil bilangan bulat pembagian   dan d merupakan sisa dari hasil pembagian tersebut.
Contoh:
 dan 
2)   Pecahan dampuran menjadi pecahan biasa

Contoh:
  dan  
1.    Mengurutkan Bilangan Pecahan
Apabila kita diberikan dua pecahan, misalkan 2/3 dan 8/11, apakah kamu dapat membandingkan kedua pecahan tersebut? Pecahan mana yang lebih besar? Sebelumnya, mari kita selesaikan permasalah tersebut dengan sebuah perumpamaan. Dua pertiga sama dengan dua bagian roti apabila kita membaginya menjadi 3 bagian yang sama besar. Demikian juga dengan 8/11 sama dengan 8 bagian roti apabila kita membaginya menjadi 11 bagian yang sama besar. Perhatikan gambar yang merepresentasikan kedua pecahan tersebut.
Dengan bantuan gambar di atas, kita dapat melihat dengan mudah bahwa 8/11 lebih besar dari 2/3, atau dapat dituliskan 8/11 > 2/3. Sekarang mari kita lihat posisi kedua pecahan tersebut pada garis bilangan.
Dari garis bilangan tersebut, kita dapat memperoleh bahwa 8/11 berada di kanan 2/3. Hal ini merupakan bukti lain bahwa 8/11 lebih besar dari 2/3. Selain dengan menggunakan gambar dan garis bilangan, apakah ada cara lain untuk membandingkan dua pecahan?

2.    Mengurutkan Pecahan dengan Menyamakan Penyebut
Membandingkan pecahan dapat dilakukan dengan menyamakan penyebutnya. Penyebut dari pecahan-pecahan yang belum sama, dapat disamakan dengan menggantinya dengan faktor persekutuan penyebut pecahan-pecahan tersebut.
Misalkan kita akan membandingkan dua pecahan sebelumnya, yaitu 8/11 dan 2/3. Faktor persekutuan dari 11 dan 3 di antaranya adalah 33, 66, 99, dan 132. Kita ambil saja faktor persekutuan yang terkecil, atau disebut KPK, yaitu 33. Sehingga,
Karena 24 bagian dari 33 lebih besar daripada 22 bagian dari 33, maka
Setelah dapat membandingkan dua pecahan, sekarang kita akan berlatih untuk mengurutkan beberapa pecahan. Misalkan diberikan pecahan-pecahan 1/3, 2/5, 4/15, 5/12, dan 5/6. Dapatkah kamu mengurutkan pecahan-pecahan tersebut dari yang terkecil ke terbesar?
Sebelum mengurutkan pecahan-pecahan tersebut, kita harus membandingkan pecahan-pecahan tersebut dengan menyamakan penyebutnya. KPK dari 3, 5, 15, 12, dan 6 adalah 60. Sehingga,
Setelah menyamakan penyebut-penyebutnya, kita tentu mudah untuk mengurutkannya. Urutan pecahan-pecahan dari yang terkecil ke terbesar adalah,
Untuk mengurutkan pecahan dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu, apa yang perlu diperhatikan?
Apabila dua pecahan memiliki penyebut yang sama, pecahan yang memiliki pembilang yang lebih besar, nilainya lebih besar daripada pecahan yang pembilangnya lebih kecil.
Agar kalian lebih memahaminya, perhatikan gambar berikut!
Selain dengan menyamakan penyebutnya, kita dapat mengurutkan beberapa pecahan dengan menyamakan pembilangnya.
3.    Mengurutkan Pecahan dengan Menyamakan Pembilang
Sebelum kita mulai mengurutkan beberapa pecahan dengan menyamakan pembilangnya, mari kita tinjau pecahan-pecahan yang pembilangnya sama berikut.
Dari ketiga contoh pecahan di atas, apa yang dapat kita peroleh?
Apabila dua pecahan memiliki pembilang yang sama, maka pecahan yang penyebutnya lebih besar, nilainya lebih kecil daripada pecahan yang penyebutnya lebih kecil.
Agar kamu mudah mengingat pernyataan di atas, kamu dapat memperhatikan gambar berikut.
Selanjutnya mari kita urutkan pecahan-pecahan 1/2, 3/5, 2/3, 4/7, dan 5/9 dari yang terbesar ke terkecil. KPK dari 1, 2, 3, 4, dan 5 adalah 60. Sehingga,







Setelah menyamakan pembilang-pembilangnya, kita tentu mudah untuk mengurutkannya. Urutan pecahan-pecahan dari yang terbesar ke terkecil adalah,


A.              Tes Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1.      Sederhana bilangan pecahan ini 20/45 = ….?
2.      Sederhanakanlah bilangan pecahan ini 3 4/5 = …?
3.      Sederhanakanlah pecahan dari 45/70 =…..?
4.      Sederhanakanlah pecahan dari 4 45/56 = ….?
5.      Sederhanakanlah pecahan dari 23/45 = …?


B.              Daftar Pustaka

1.    Pandoyo. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Semarang: IKIP Semarang Press.
2.    Slavin, R, E. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media
3.    Y.D Sumanto, dkk. 2008. Gemar Matematika 5. Jakarta: Depdiknas
4.    Sunaryo, R.J. 2007. Gemar Matematika 5. Jakarta: Depdiknas
5.    Sukayati, dkk. 2009. Modul Matematika SD Program Bermutu. Sleman: Depdiknas
6.    Dra. Sukayati M, Pd. 2003. Pelatihan Supervisi Pengajaran untuk Sekolah Dasar. Yogyakarta: Depdiknas
7.    Mariani, Scolastika. 2009. Pengajaran Konsep Pecahan dan Katabaku Pecahan di Sekolah Dasar. Semarang: Universitas Negeri Semarang



KEGIATAN BELAJAR 3
3.  MENGUBAH PECAHAN MENJADI BENTUK DESIMAl
Jam: 2x40 Menit

PENDAHULUAN
Bilangan pecahan dapat diartikan sebagai sebuah bilangan yang memiliki pembilang dan juga penyebut. Pada bentuk bilangan ini, pembilang dibaca terlebih dahulu baru disusul dengan penyebut. Ketika menyebutkan suatu bilangan pecahan, diantara pembilang dan penyebut harus disisipkan kata "per". Misalkan untuk bilangan 3/5 maka kita dapat menyebutnya dengan "tiga per lima" begitu juga dengan bilangan 1/4 kalian bisa membacanya "satu per empat" atau "seperempat".

A.              Tujuan
Siswa SDN Taman Kecamatan Kibin Kabupaten Serang kelas 6, semester 2 dapat memahami mengenai cara mengubah pecahan menjadi bentuk decimal.

B.              Isi Materi

1.    Cara mengubah pecahan biasa persepuluhan, perseratusan, perseribuan  menjadi pecahan desimal
Perhatikan contoh perubahan bilangan pecahan biasa menjadi desimal sebagai berikut:
1)      Contoh pecahan persepuluhan menjadi pecahan desimal
1/10 artinya 1 dibagi 10 sama dengan 0,1
14/10 artinya 14 dibagi 10 sama dengan 1,4
27/10 artinya 27 dibagi 10 sama dengan 2,7
98/10 artinya 98 dibagi 10 sama dengan 9,8
113/10 artinya 113 dibagi 10 sama dengan 11,3
978/10 artinya 978 dibagi 10 sama dengan 97,8
1114/10 artinya 1114 dibagi 10 sama dengan 111,4

Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan tentang ketentuan sebagai berikut:
jika penyebutnya angka 10 maka pada bentuk desimalnya ada satu angka di belakang koma
jika pembilang berupa satuan (angka 1-9 ) maka bentuk pecahan desimalnya berupa nol koma angka itu sendiri, seperti 2/10 = 0,2 ;  3/10 = 0, 3, dan seterusnya sampai 9/10 = 0,9.
jika pembilangnya berupa angka puluhan maka bentuk desimalnya bisa dilakukan hanya dengan meletakkan koma di tengah angka tersebut, seperti 11/10 = 1,1 ; 12/10 = 1,2 ; 21/10 = 2,1 ; dan seterusnya sampai 99/10 = 9,9.
jika pembilangnya berupa angka ratusan maka bentuk desimalnya dapat dilakukan hanya dengan meletakkan koma setelah angka yang menempati tempat puluhan, seperti 111/10 = 11,1 ; 121/10 = 12,1 ; 234/10 = 23,4 ; dan seterusnya sampai 999/10 = 99, 9
untuk yang pembilangnya berupa angka ribuan maka caranya sama seperti yang pembilangnya ratusan yakni dengan meletakkan koma setelah angka yang menempati nilai puluhan, contoh: 1.111/10 = 111,1 ; 2.345/10 = 234,5 ; dan seterusnya sampai 9.999/10 = 999,9.

2)   Contoh pecahan perseratusan menjadi pecahan desimal
1/100 = 1 : 100 = 0, 01
16/100 = 16 : 100 = 0,16
34/100 = 34 : 100 = 0,34
82/100 = 82 : 100 = 0, 82
125/100 = 125 : 100 = 1, 25
864/100 = 864 : 100 = 8, 64
1.256/100 = 1.256 : 100 = 12, 56
11.345/100 = 11.345 : 100 = 113, 45
Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan tentang ketentuan sebagai berikut:
jika penyebutnya angka 100 maka pada bentuk desimalnya ada dua angka di belakang koma
jika pembilang berupa satuan (angka 1-9 ) maka bentuk pecahan desimalnya berupa nol koma nol yang angka itu sendiri, seperti 3/100 = 0,02 ;  3/100 = 0, 03, dan seterusnya sampai 9/100 = 0,09.
jika pembilangnya berupa angka puluhan maka bentuk desimalnya adalah nol koma bilangan itu sendiri, seperti 11/100 = 0,11 ; 12/100 = 10, 12 ; 21/100 = 20,21 ; dan seterusnya sampai 99/100 = 0,99.
jika pembilangnya berupa angka ratusan maka bentuk desimalnya dapat dilakukan hanya dengan meletakkan koma setelah angka yang menempati tempat ratusan, seperti 111/100 = 1, 11 ; 121/100 = 1, 21 ; 234/100 = 2, 34 ; dan seterusnya sampai 999/100 = 9, 99.
untuk yang pembilangnya berupa angka ribuan maka caranya sama seperti yang pembilangnya ratusan yakni dengan meletakkan koma setelah angka yang menempati nilai tempat ratusan, contoh: 1.111/100 = 11, 11 ; 2.345/100 = 23, 45 ; dan seterusnya sampai 9.999/100 = 99 ,99.

3)   Contoh pecahan perseribuan menjadi pecahan desimal
1/1000 = 1 : 1000 = 0, 001
4/1000 = 4 : 1000 = 0, 004
17/1000 = 17 : 1000 = 0, 017
43/1000 = 43 : 1000 = 0, 043
135/100 = 135 : 1000 = 0, 135
2143/1000 = 2143 : 1000 = 2, 143
26.567/1000 = 26.567 : 1000 = 26, 567

Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan tentang ketentuan sebagai berikut:
jika penyebutnya angka 1000 maka pada bentuk desimalnya ada tiga angka di belakang koma
jika pembilang berupa satuan (angka 1-9 ) maka bentuk pecahan desimalnya berupa nol koma nol nol dan angka itu sendiri, seperti 2/1000 = 0,002 ;  3/1000 = 0, 003, dan seterusnya sampai 9/1000 = 0,009.
jika pembilangnya berupa angka puluhan maka bentuk desimalnya adalah nol koma nol dan angka itu sendiri, seperti 11/100 = 0,011 ; 12/1000 = 10,012 ; 21/1000 = 0,021 ; dan seterusnya sampai 99/1000= 0,099.
jika pembilangnya berupa angka ratusan maka bentuk desimalnya adalah nol koma angka itu sendiri seperti 111/1000 = 0,111 ; 121/1000 =0, 121 ; 234/1000 = 0, 234 ; dan seterusnya sampai 999/1000 = 0,999
jika pembilangnya berupa angka ribuan maka bentuk desimalnya dapat dilakukan hanya dengan cara meletakkan koma setelah angka yang menempati nilai tempat ribuan, contoh: 1.001/1000 = 1, 001 ; 1.111/1000 = 1,111 ; 2.345/1000 = 2,345 ; dan seterusnya sampai 9.999/1000 = 9, 999

2.    Cara Mudah Mengubah Pecahan Biasa menjadi Pecahan Desimal
Jika angka penyebutnya adalah angka 10, 100, 1.000, dan seterusnya, saya yakin untuk mengubah pecahan biasa menjadi desimal sangat mudah dilakukan dengan cara tersebut di atas. Bagaimana cara mengubah pecahan biasa ke desimal jika pecahan biasanya bukan pecahan persepuluh, perseratus, perseribu, dan seterusnya?, atau dalam kata lain jika penyebutnya bukan angka 10,100, 1000, dan seterusnya ?, jawabannya adalah dengan cara mengubah pecahan desimal tersebut menjadi pecahan persepuluhan, jika dengan persepuluhan tidak jadi maka ubahlah dengan perseratusan dan/atau perseribuan dan seterusnya.
Contoh soal tentang mengubah pecahan biasa yang penyebutnya bukan angka 10, 100, dan/atau 1000 menjadi pecahan desimal
1)   Ubahlah pecahan 1/2 dan 4/5  menjadi pecahan desimal!
a.    1/2 x 5 = 5/10 = 0,5
cari pecahan yang senilai dengan 1/2
coba bagi angka 10 dengan angka penyebut ( 10 : 2 = 5 )
kalikan pecahan biasa dengan hasil dari pembagian tersebut ( 1/2 x 5 )
jadikan pecahan yang sudah dalam bentuk persepuluhan menjadi pecahan desimal dengan memperhatikan cara di atas ( 5/10 = 0, 5 ).
b.    4/5 x 2 = 8/10 = 0,8

2)   Ubahlah pecahan 3/4  menjadi pecahan desimal!
3/4 x 2,5 = 7,5/10 = 0, 75
3/4 x 25 = 75/100 = 0,75
3.  Ubahlah pecahan 1/4, 1/3 , dan 2/3 menjadi pecahan desimal!
1/4 x  2,5 = 2,5/10 = 0, 25 dan/atau 1/4 x 25 = 25/100 = 0, 25
1/3 x 3,3 = 3,3/10 = 0, 33 dan/atau 1/3 x 33 = 33/100 = 0, 33
2/3 x 3,3 = 6,6/10 = 0, 66 dan/atau 2/3 x 33 = 66/100 = 0, 66

3.    Daftar hasil pecahan biasa ke desimal dengan pembilang angka 1-8 dan  penyebut angka 2
1/2 = 2/10 =  0,5
1/3 = 0,333…
2/3 = 0,666…
1/4 = 25/100 = 0, 25
2/4 = 1/2 = 0,5
3/4 = 75/100 = 0,75
1/5 = 2/10 = 0,2
2/5 =  4/10 = 0,4
3/5 = 6/10 =  0,6
4/5 = 8/10 =  0,8
1/6 = 0,1666…
2/6 = 1/3 = 0,333…
3/6 = 1/2 = 2/10 = 0,5
4/6 = 2/3 = 0,666…
5/6 = 0,8333…
1/7 = 0,142857…
2/7 = 0,285714…
3/7 = 0,428571…
4/7 = 0,571428…
5/7 = 0,714285…
6/7 = 0,857142…
1/8 = 125/1000 =  0,125
2/8 = 1/4 = 25/100 =  0,25
3/8 = 0,375
4/8 = 1/2 = 2/10 =  0,5
5/8 = 0,625
6/8 = 3/4 = 0,75
7/8 = 0,875
1/9 = 0,111…
2/9 = 0,222…
3/9 = 0,333…
4/9 = 0,444…
5/9 = 0,555…
6/9 = 0,666…
7/9 = 0,777…
8/9 = 0,888…

C.     Tes Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1)   Ubahlah pecahan 1/2 dan 4/5 menjadi pecahan decimal?
2)   Ubahlah pecahan 45/56 dan 23/45 menjadi bilangan decimal?
3)   Ubahlah pecahan 20/50 dan 70/21 menjadi bilangan decimal?
4)   Ubahlah pecahan 35/55 = ….?
5)   Ubahlah pecahan 20/25 = …..?

D.              Daftar Pustaka

1)      Slavin, R, E. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media
2)      Y.D Sumanto, dkk. 2008. Gemar Matematika 5. Jakarta: Depdiknas
3)      Sunaryo, R.J. 2007. Gemar Matematika 5. Jakarta: Depdiknas
4)      Sukayati, dkk. 2009. Modul Matematika SD Program Bermutu. Sleman: Depdiknas
5)      Dra. Sukayati M, Pd. 2003. Pelatihan Supervisi Pengajaran untuk Sekolah Dasar. Yogyakarta: Depdiknas
6)      Mariani, Scolastika. 2009. Pengajaran Konsep Pecahan dan Katabaku Pecahan di Sekolah Dasar. Semarang: Universitas Negeri Semarang







KEGIATAN BELAJAR 4
4.  OPERASI HITUNG PECAHAN
2x40 Menit

PENDAHULUAN
Metematika merupakan ilmu hitung yang berupa nominal. Struktur yang ada dalam matematika sangatlah sistematis mulai dari metematika tingkat dasar (hitungan) sampai pada matematika terapan atau aplikasi terhadap ilmu yang lain serta pengembangannya. Penguasaan bilangan akan besar pengaruhnya dalam mempelajari matematika. Dalam melaksanakan pengajaran matematika khususnya di sekolah dasar masih terdapat kesulitan untuk materi bilangan terutama pokok bahasan pecahan. Kesulitan ini berawal dari penguasaan konsep yang kurang atau tidak memahami tentang konsep pecahan secara menyeluruh. Pemahaman konsep merupakan langkah awal yang diambil untuk menuju pada tahap selanjutnya yaitu aplikasi dalam perhitungan matematika.
Pemahaman pecahan pada proses pembelajaran tidak mudah untuk dilakukan. Pemahaman konsep yang baik sebagai dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari guru maupun sarana prasarananya.

A.              Tujuan
Siswa SDN Taman Kecamatan Kibin Kabupaten Serang kelas 6, semester 2 dapat memahami mengenai cara melakukan operasi hitung pada bilangan pecahan.

B.              Isi Materi

1.    Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Biasa
Proses pengerjaan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa hampir sama, oleh karena itu disini sengaja saya buat menjadi satu pokok bahasan.Langkah pertama, kita perhatikan dulu semua penyebut dari masing-masing bilangan pecahan yang akan kita kerjakan, apakah sama atau berbeda:
a)    Bila  semua penyebut sama, maka kita tinggal mengerjakan operasi penjumlahan atau pengurangan pembilangnya saja, sedangkan penyebutnya ditulis sama dengan semua penyebut pada soal (yang semuanya sudah sama tersebut),
Contoh 1:










Contoh 2:








b)   Bila penyebut tidak sama, maka harus menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Caranya dengan mengganti semua penyebut dengan satu bilangan yang sama, yaitu KPK dari semua penyebut pada soal.
Agar masing masing pecahan nilainya tetap walaupun penyebutnya  sudah diganti, maka pembilangnya juga harus diganti dengan nilai yang sesuai, cara menentukan nilai Pembilang Baru adalah : penyebut baru (KPK) dibagi penyebut asal (soal), kemudian dikalikan dengan pembilang asal.
Contoh 1:

Contoh 2:












Contoh 3:











2.    Perkalian Pecahan Biasa
Pada Operasi hitung Pecahan Biasa, Operasi hitung perkalian jauh lebih mudah daripada pengerjaan operasi penjumlahan atau pengurangan, karena pada perkalian tidak perlu menyamakan penyebut.  PENYEBUT BEDA ATAU SAMA - TIDAK PERLU DI UBAH UBAH - LANGSUNG HITUNG SAJA  - Caranya sangat efisien, yaitu :
PEMBILANG X PEMBILANG = PEMBILANG
PENYEBUT X PENYEBUT = PENYEBUT






Hasil itu masih harus disederhanakan dengan cara: pembilang dan penyebutnya dibagi dengan FPB dari keduanya, FPB dari 90 dan 180 adalah 90 sbb:











3.    Pembagian Pecahan Biasa
Operasi hitung pembagian pecahan biasa pada akhirnya  akan sama dengan operasi perkalian pecahan biasa,tidak perlu menyamakan penyebut.  PENYEBUT BEDA ATAU SAMA - TIDAK PERLU DI UBAH UBAH - LANGSUNG HITUNG SAJA.
Hanya saja harus ada sedikit awalan yang mesti dilalui. Karena pada hakekatnya pembagian merupakan kebalikan dari perkalian, maka kita balik saja pembagian itu menjadi perkalian, dengan syarat pecahan pembagi juga harus dibalik antara pembilang dan penyebutnya, perhatikan contoh berikut:








                

A.                Tes Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1.      Hitunglah Bilangan Pecahan dari 1/2 +2/3=…..?
2.      Hitunglah Bilangan Pecahan dari 7/9+5/6 -2/3= …..?
3.      Hitunglah Bilangan Pecahan dari 7/8 –  5/6= …..?
4.      Hitunglah Bilangan Pecahan dari 375,042 – 99,19 = ….?
5.      Hitunglah Bilangan Pecahan dari 2/3 x 4/7 = … ?

B.              Daftar Pustaka

1.      Slavin, R, E. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media
2.      Y.D Sumanto, dkk. 2008. Gemar Matematika 5. Jakarta: Depdiknas
3.      Sunaryo, R.J. 2007. Gemar Matematika 5. Jakarta: Depdiknas
4.      Sukayati, dkk. 2009. Modul Matematika SD Program Bermutu. Sleman: Depdiknas
5.      Dra. Sukayati M, Pd. 2003. Pelatihan Supervisi Pengajaran untuk Sekolah Dasar. Yogyakarta: Depdiknas












KEGIATAN BELAJAR 5
5.  MEMBEDAKAN PECAHAN BIASA DAN CAMPURAN
2x40 Menit

PENDAHULUAN
Pecahan biasa merupakan pecahan dengan pembilang dan penyebutnya merupakan bilangan bulat, adapun contoh dari pecahan biasa adalah: 1/4 , 2/5 , 9/10. Selain bilangan pecahan biasa, pecahan memiliki jenis-jenis lainnya diantaranya yaitu:
1.    Pecahan Murni: Yaitu pecahan yang pembilang dan penyebutnya merupakan bilangan bulat dan berlaku pembilang kurang atau lebih kecil dari penyebut. Pecahan murnai dapat dikatakan sebagai pecahan biasa tetapi pecahan biasa belum tentu dapat dikatakan sebagai pecahan murniContoh:1/6 , 3/5, 7/15
2.    Pecahan campuran: Pecahan yang terdiri atas bagian bilangan bulat dan bagian pecahan murniContoh:3 ½, 4 ½, 5 ¾,
3.    Pecahan decimal: Yaitu pecahan dengan penyebut 10, 100, 1000, dan seterusnya, dan ditulis dengan tanda koma,Contoh:0,4; 4,6; 9,2
4.    Persen atau perseratus: Yaitu pecahan dengan penyebut 100 dan dilambangkan dengan %Contoh:4% artinya 4/100 dan 35% artinya 35/100
5.    Permil atau perseribu: Yaitu pecahan dengan penyebut 1.000 dan dilambangkan dengan %0Contoh:8%0 artinya 8/1000 dan 125%0 artinya 125/1000

A.              Tujuan
Siswa SDN Taman Kecamatan Kibin Kabupaten Serang kelas 6, semester 2 dapat memahami mengenai cara membedakan pecahan biasa dan campuran.




B.              Isi Materi

1.    Bilangan Pecahan Biasa
Pecahan biasa adalah pecahan yang terdiri dari pembilang dan penyebut, di mana angka pembilang nilainya lebih kecil daripada angka penyebutnya.Bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang merupakan hasil bagi antara bilangan bulat dan bilangan asli di mana pembilangnya (bilangan yang dibagi) nilainya lebih kecil dari bilangan penyebutnya ( bilangan pembaginya ). Contoh bilangan pecahan:
Contoh:
3/4(tiga per empat)
1/5 (satu per lima)
3/5 (tiga per lima)

2.    Pengertian Pecahan Campuran
Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari bilangan bulat utuh/murni dan bilangan pecahan biasa.
Contoh:
1 2/3 ( satu dua per tiga ), merupakan hasil pembagian 5 : 3
2 4/5 ( dua empat per lima ), merupakan hasil pembagian dari 14 : 5
3 5/6 ( tiga lima per enam ), merupakan hasil pembagian dari 23 dibagi 6
Bahwasanya yang dimaksud Pecahan Campuran, adalah pecahan yang terdiri atas Bilangan Bulat dan Pecahan Biasa, seperti contoh berikut ini :
Cara mengerjakan Operasi Hitung Pecahan Campuran:
1.    Kerjakan Bilangan bulat dengan bilangan bulat dahulu, baru kemudian pecahan dengan pecahan, lalu hasilnya digabung kembali, (ini yang cukup populer, padahal cukup repot juga!) contoh:













2.    Ubah dulu pecahan campuran menjadi pecahan biasa, baru dikerjakan dengan operasi hitung pecahan biasa!, menurut saya, ini yang lebih tidak merepotkan, contoh:














Keterangan proses pada gambar diatas!
Mengubah Pecahan Campuran menjadi Pecahan Biasa!
a.    Penyebut x Bilangan Bulat + Pembilang = Pembilang.
garis merah : 2  x 8 + 1 = 1
garis hijau 4 x 6 + 3 = 27

b.    Penyebut = Penyebut
garis biru : 2 tetap 2  dan 4 tetap 4
Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Campuran !
60 (kecil,merah): adalah angka tepat dibawah 61 yang bila dibagi 4 bisa menghasilkan bilangan bulat
garis merah : 60 : 4 = 15 -----> 15 menjadi Bilangan Bulat pada jawaban
garis biru : 61 - 60 = 1 -----> 1 menjadi Pembilang pada jawaban
garis hitam : penyebut tetap ------> 4 tetap 4

3.    Cara Mengubah Pecahan Biasa ke Dalam Bentuk Pecahan Campuran dan Sebaliknya
Sebelum masuk ke inti kita pelajari beberapa hal terlebih dahulu yaitu menyatakan bilangan bulat ke bentuk pecahan dan sebaliknya. Mari kita bahas bersama. Menyatakan Bilangan Bulat ke Bentuk Pecahan dan sebaliknya
Untuk menyatakan bilangan bulat ke dalam bentuk pecahan kalian harus paham dengan cara memasukan bilangan pecahan ke dalam garis bilangan. Sekarang perhatikan gambar di bawah ini.






Menurut Gambar di atas adalah gambar garis bilangan, di mana garis 1 merupakan garis bilangan untuk bilangan bulat. garis 2 merupakan garis bilangan untuk bilangan pecahan dengan bilangan penyebut 2. Sedangkan garis 3 merupakan garis bilangan untuk bilangan pecahan dengan bilangan penyebut 3. Berdasarkan gambar di atas maka dapat dilihat bahwa bilangan bulat dapat diubah menjadi bilangan pecahan, yakni:
* 0 = 0/2 = 0/3
* 1 = 2/2 = 3/3
* 2 = 4/2 = 6/3
* 3 = 6/2 = 9/3
* 4 = 8/2 = 12/3
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap bilangan bulat n, r dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan n/r, di mana n merupakan kelipatan dari r, r ≠ 0.
Contoh Soal

Tulislah bilangan bulat dari pecahan-pecahan berikut.
81/9
72/8
228/4
315/34
Penyelesaian:
81/9 = 9
72/8 = 9
228/4 = 57
315/35 = 9

4.    Mengubah Pecahan Biasa ke dalam bentuk Pecahan Campuran
Pak Sugik mempunyai 3 buah apel yang akan dibagikan kepada 2 orang anaknya dengan sama banyak. Buah apel yang akan diperoleh tiap anak adalah satu buah apel dan setengah buah apel. Hal ini dapat dinyatakan sebagai 3 : 2 atau 1½. Bentuk pecahan 1½ merupakan bentuk pecahan campuran karena terdiri dari bilangan bulat 1 dan bilangan pecahan ½. Bagaimana mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran yakni:
Pertama, dengan mencari kelipatan dari penyebut yang terdekat dengan pembilang. Misalnya kita akan menentukan pecahan campuran dari 47/4. Kelipatan 4 yang terdekat dengan bilangan 47 adalah 44 dengan sisa 3, maka:
47/4 = 44/4 + 3/4
47/4 = 11 + 3/4
47/4 = 11 ¼
Cara kedua, dengan mencari sisa dari hasil pembagian antara pembilang dengan penyebut. Jika sisa pembagian tersebut dijadikan pecahan dengan sisa hasil pembagian sebagai pembilang dan penyebutnya tetap seperti pecahan campuran sebelumnya, Maka bilangan pecahan campurannya adalah hasil pembagian ditambah dengan pecahan sisa pembagian. Misalnya kita akan menentukan pecahan campuran dari 47/4, maka hasil dari 47 : 4 = 11 sisa 3 sehingga:
47/4 = 11 3/4
Contoh Soal
Nyatakan pecahan-pecahan biasa berikut ke bentuk pecahan campuran.
7/3
18/4
215/40
247/21
Penyelesaian:
7 : 3 = 2 sisa 1, maka: 7/3 = 2 1/3
18 : 4 = 4 sisa 2, maka: 18/4 = 4 2/4 dapat disederhanakan lagi menjadi = 4 ½
215 : 40 = 5 sisa 15, maka: 215/40 = 5 15/40 dapat disederhanakan lagi menjadi = 5 3/8
247 : 21 = 11 sisa 16, maka: 247/21 = 11 16/21.

5.    Mengubah Pecahan Campuran Menjadi Pecahan Biasa
Untuk mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran kita harus mengubah pecahan biasa ke dalam bentuk bilangan bulat ditambah bilangan pecahan. Sedangkan untuk mengubah bilangan pecahan campuran menjadi pecahan biasa dapat dilakukan dengan mengubah bilangan bulat menjadi bilangan pecahan dengan penyebut sama dengan penyebut pecahnnya kemudian ditambah dengan bilangan pecahannya. Mari simak contoh berikut
Contohnya:

11 ¼ = 44/4 + ¾ = 47/4
Selain dengan mengubah bilangan bulat menjadi bilangan pecahan biasa, dapat juga dilakukan dengan rumus sebagai berikut.
Contoh Soal
Ubahlah pecahan campuran berikut ke bentuk pecahan biasa.
11½
14½
Penyelesaian:
11½ = (11.2 + 1)/2 = 23/2
14½ = (14.2 + 1)/2 = 29/2

C.              Tes Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1.    Ubahlah Pecahan biasa menjadi pecahan campuran 7/3=…?
2.    Ubahlah pecahan biasa ini menjadi pecahan campuran 18/4=…?
3.    Ubahlah pecahan biasa ini menjadi pecahan campuran 215/40=…?
4.    Ubahlah pecahan biasa ini menjadi pecahan campuran 247/21=…?
5.    ubahlah pecahan biasa ini menjadi pecahan campuran 200/20=…?



D.              Daftar Pustaka

1.      Umar T dan La Sulo, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar, Surabaya: Usaha Nasional, 2000. Hal 57-78.
2.      Zahara idris, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rieneka cipta, 1987. Hal 45-81.
3.      Sunaryo, R.J. 2007. Gemar Matematika 5. Jakarta: Depdiknas
4.      Sukayati, dkk. 2009. Modul Matematika SD Program Bermutu. Sleman: Depdiknas
5.      Dra. Sukayati M, Pd. 2003. Pelatihan Supervisi Pengajaran untuk Sekolah Dasar. Yogyakarta: Depdiknas



















KEGIATAN BELAJAR 6
1.   MENENTUKAN NILAI PECAHAN
2x40 Menit

PENDAHULUAN
Menentukan Nilai Pecahan. Pecahan terdiri dari pembilang dan penyebut. Hakikat transaksi dalam bilangan pecahan adalah bagaimana cara menyederhanakan pembilang dan penyebut. Penyederhanaan pembilang dan penyebut akan memudahkan dalam operasi aritmetika sehingga tidak menghasilkan angka yang terlalu besar tetapi tetap mempunyai nilai yang sama. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering membagi-bagikan makanan kepada orang lain. Misalkan kita membagi 10 buah jeruk kepada 5 orang dan setiap orang itu mendapat bagian yang sama. Masalah ini sangat mudah diselesaikan oleh siswa yang sudah menguasai operasi pembagian bilangan asli, yaitu 10: 2 = 5. Bagaimana jika masalahnya kita ubah menjadi sebagai berikut:  Misalkan kita membagi 2 buah mangga untuk 5 orang dengan setiap orang memperoleh bagian yang sama. Berapa buah mangga yang diterima oleh setiap orang itu? Dalam kehidupan sehari-hari bilangan pecahan banyak digunakan. Sering dalam suatu percakapan kita menggunakan kata-kata atau kalimat yang berhubungan dengan nilai pecahan. Seperti pada contoh di bawah ini:
Seperlima dari siswa perempuan nilai rata-rata matematika diatas 75.
50% dari siswa Kelas VI telah berusia lebih dari 11 tahun;
1/4 luas tanah Pak Bondan ditanami jagung, dan lain-lain.
Contoh-contoh tersebut merupakan penggunaan nilai pecahan atau persentase dari suatu benda atau bilangan. Seperlima, 50%, dan 1/4 adalah bilangan pecahan yang menyatakan bagian dari suatu jumlah keseluruhan. Untuk dapat menentukan nilai pecahan mari kita ingat kembali perkalian pecahan dengan bilangan asli. Bilangan asli dikalikan bilangan pecahan hasilnya adalah bilangan asli dikalikan pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Atau dalam bentuk umum sebagai berikut:



A.    Tujuan
Siswa SDN Taman Kecamatan Kibin Kabupaten Serang kelas 6, semester 2 dapat memahami mengenai cara melakukan operasi hitung pada bilangan pecahan.

B.              Isi Materi

1.    Menentukan Nilai Pecahan
Menentukan Nilai Pecahan dari suatu Bilangan, Untuk menentukan nilai pecahan dari suatu bilangan, kalikanlah pecahan dengan bilangan tersebut. Perhatikan contoh berikut.
Contoh 1 :
Hitunglah 3/5 dari 30 !
Jawab :
Gunakan perkalian pecahan.
Jadi, 3/5 dari 30 adalah 18 .

Contoh 2 :
Berapakah 40 % dari 1.300 ?
Jawab:
Pecahan perseratus (persen) dapat diubah terlebih dahulu ke pecahan biasa sehingga diperoleh:
Kalikan 40 % dengan 1.300.
 Jadi, 40 % dari 1.300 adalah 520 .

2.    Menentukan Nilai Pecahan atau persentase dari Kuantitas tertentu
Pelajari contoh – contoh berikut ini.
Contoh 1 :
1/4 x 480 buah = ….. lusin
Jawab :
=  10 lusin
Jadi, 1/4 x 480 buah =
jawab
= 10 Lusin

Contoh 2 :
Ada 40 jeruk. Dari jumlah itu ditemukan sebanyak 4 jeruk busuk. Berapa bagian jeruk yang masih bagus ?dan berapa persenkah itu ?
Jawab :
Jeruk yang masih bagus  = (40 – 4 )
= 36

3.    Cara Mengurutkan Pecahan dari Terkecil hingga Terbesar
Meskipun mudah untuk mengurutkan bilangan cacah seperti 1, 3, dan 8 berdasarkan nilainya, secara sekilas, pecahan mungkin sulit untuk diurutkan. Jika setiap angka di bagian bawahnya, atau penyebut, sama besar, kamu bisa mengurutkannya seperti bilangan cacah, seperti 1/5, 3/5, dan 8/5. Kalau tidak, kamu harus mengubah pecahanmu sehingga memiliki penyebut yang sama, tanpa mengubah nilainya. Hal ini semakin mudah dilakukan dengan banyak berlatih, dan kamu juga bisa mempelajari beberapa trik saat membandingkan dua pecahan saja, atau saat mengurutkan pecahan dengan pembilang yang lebih besar seperti 7/3.



1)   Mengurutkan Semua Bilangan Pecahan
Gunakan salah satu cara berikut untuk mencari penyebut, atau angka di bagian bawah pecahan, yang bisa kamu gunakan untuk mengubah semua pecahan, sehingga kamu bisa membandingkannya dengan mudah. Angka ini disebut penyebut yang sama, atau penyebut terkecil yang sama jika merupakan angka terkecil yang memungkinkan:
Kalikan setiap penyebut yang berbeda. Misalnya, kamu membandingkan 2/3, 5/6, dan 1/3, kalikan dua penyebut yang berbeda: 3 x 6 = 18. Ini adalah cara yang sederhana, tetapi sering menghasilkan bilangan yang lebih besar dari cara yang lain, sehingga sulit untuk diselesaikan.
Atau buatlah daftar kelipatan setiap penyebut dalam kolom yang berbeda, hingga kamu menemukan bilangan yang sama yang muncul di setiap kolom. Gunakan bilangan ini. Misalnya, membandingkan 2/3, 5/6, dan 1/3, buatlah daftar kelipatan 3: 3, 6, 9, 12, 15, 18. Kemudian kelipatan 6: 6, 12, 18. Karena 18 muncul di kedua daftar, gunakan bilangan tersebut. (Kamu juga bisa menggunakan 12, tetapi cara ini akan menggunakan 18).


2)   Ubahlah setiap pecahan sehingga memiliki penyebut yang sama.
Ingat, jika kamu mengalikan angka atas dan bawah pecahan dengan bilangan yang sama, nilai pecahan akan tetap sama. Gunakan teknik ini pada setiap pecahan satu per satu sehingga setiap pecahan memiliki penyebut yang sama. Cobalah untuk 2/3, 5/6, dan 1/3, menggunakan penyebut yang sama, 18:
18 ÷ 3 = 6, jadi 2/3 = (2x6)/(3x6)=12/18
18 ÷ 6 = 3, jadi 5/6 = (5x3)/(6x3)=15/18
18 ÷ 3 = 6, jadi 1/3 = (1x6)/(3x6)=6/18
3)   Gunakan bilangan atas untuk mengurutkan pecahan.
Karena semua pecahan sudah memiliki penyebut yang sama, kamu akan mudah membandingkannya. Gunakan angka atasnya atau pembilang untuk mengurutkan dari yang terkecil hingga terbesar. Mengurutkan pecahan yang kita temukan di atas, kita mendapatkan: 6/18, 12/18, 15/18.

4)   Kembalikan setiap pecahan ke bentuk awalnya.
Biarkan saja urutan pecahan, tetapi kembalikan ke bentuk awalnya. Kamu bisa melakukannya dengan mengingat-ingat perubahan pecahan, atau dengan membagi bilangan atas dan bawah pecahan lagi:
6/18 = (6 ÷ 6)/(18 ÷ 6) = 1/3
12/18 = (12 ÷ 6)/(18 ÷ 6) = 2/3
15/18 = (15 ÷ 3)/(18 ÷ 3) = 5/6
Jawabannya adalah "1/3, 2/3, 5/6"

C.              Tes Formatif
Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1.      Hasil 1/2 dari 500 adalah?
2.      Hasil 3/6 dari 42 adalah?
3.      30% dari 10000 adalah?
4.      25% dari 250.000 adalah?
5.      Hasil 3/4 dari 200 adalah?

D.              Daftar Pustaka

1.    Koentjaranigrat, Pendidikan Masa Depan, Jakarta: Budi Aksara, 1982. Hal 5 – 10.
2.    Sunaryo, R.J. 2007. Gemar Matematika 5. Jakarta: Depdiknas
3.    Sukayati, dkk. 2009. Modul Matematika SD Program Bermutu. Sleman: Depdiknas
4.    Dra. Sukayati M, Pd. 2003. Pelatihan Supervisi Pengajaran untuk Sekolah Dasar. Yogyakarta: Depdiknas




Tidak ada komentar:

Posting Komentar